Satu hal yang menarik, beberapa cewek yang sempat menjadi “pasien”ku adalah cewek-cewek yang lemot abis. Mau tak mau, aku harus selalu menjelaskan semuanya dengan pelan-pelan dan hati-hati. Salah dikit bisa membuat maknanya menjadi tidak karu-karuan. Kita ngomong A, dia mikirnya B, C, D, sampe Z. Capek deh! Ga percaya? Aku akan berbagi cerita dengan salah satu “pasien”ku yang terakhir.
Sebut saja namanya “Lara”. Aku kenal dia lewat chating di sebuah komunitas. Kenal bentar trus kita sempat telp-telponan deh. Anaknya awalnya asyik sich, enak diajak ngobrol. Lucunya, anak ini kalo ngomong kaya kereta api, jalan terus dan ga pernah mau berhenti kecuali lewat stasiun alias pulsa habis atau sinyal M3 lagi putus. Akhirnya, aji-aji lama dipake. Jika dia lagi telp, segera pasang earphone di telinga. Dengarkan saja suaranya, dan cukup katakan “ya ya” pada saat tertentu untuk membuat kesan bahwa kamu memperhatikan dia. Buat yang belum berpengalaman, kalian harus berhati-hati saat mengucapkan “ya” karena jika salah tempat malah bisa membuat dia tersinggung. ;)
Oke, suatu perubahan besar terjadi. Tiba-tiba Lara mengajak ngobrol soal seks. Waduh, lampu kuning neh. Dia mulai berani tanya-tanya ini dan itu soal seks. Katanya dia bosan jadi cewek polos dan nggak ngerti apa-apa. Wait-wait, kesambet setan mana ya anak ini. Aku harus siap-siap nich, jangan sampe ucapanku bisa membuat dia terjerumus ke hal-hal yang ga bener! Dan di suatu malam, perbincanganku dengan Lara pun dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar